This post is also available in:
English
简体中文 (Chinese (Simplified))
Sistem MRT Indonesia adalah Proyek Skema Bertingkat dengan tujuan untuk Menawarkan Transportasi Umum Alternatif
Kita dapat mengatakan bahwa sistem MRT Indonesia sebagai sebuah kereta bawah tanah pertama di jenisnya. MRT Indonesia menawarkan transportasi umum yang terjangkau serta efisien. Jakarta mengalami kemacetan parah yang akhirnya mendorong berjalannya proyek besar ini.
Pemerintah mengembangkan transportasi perkotaan, terutama Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transits (LRT) menjadi puncak dari laju urbanisasi. Pengalaman dari dampak mitigasi lalulintas oleh sistem MRT / LRT baru akan terwujud saat jaringan tersebut selesai pada tahun 2024-2027.
Sejarah Sistem MRT Indonesia
Sejarah pembangunan proyek MRT dimulai sejak tahun 1985, namun kala itu, proyek tersebut belum dianggap sebagai proyek nasional. Setelah dicanangkan pada tahun 2005 oleh Presiden Republik Indonesia sebagai proyek nasional, hal tersebut membuka jalan bagi Pemerintah Provinsi DKI dan pemerintah pusat untuk bergerak cepat dan berbagi tugas serta tanggung jawab.
Pada November 2006, penandatanganan perjanjian pembiayaan antara Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan Pemerintah Indonesia menandai dimulainya proyek tersebut. Pengkajian tanah dan desain pengadaan teknis dilakukan di tahun 2008-2009, sementara tender peralatan mekanikal dan elektrikal berlangsung pada 2009-2010.
Fase 1 sepanjang 16 km dimulai pada Oktober 2013 yang membentang dari terminal Lebak Bulus sampai terminal Bundaran Hotel Indonesia, terdiri dari 13 stasiun dan satu depot.
Jalur dan Stasiun Sistem MRT
Setelah terwujudnya fase pertama sistem MRT pada Maret 2019 oleh Presiden RI, hal tersebut memancarkan banyak kegembiraan serta optimisme untuk proyek-proyek besar berikutnya. Fase 1 MRT mencakup jalur utara-selatan sepanjang 15,7 km antara bundaran Hotel Indonesia dan Lebak Bulus. Ini melayani 7 (tujuh) stasiun layang dan 6 (enam) stasiun bawah tanah. Ini berarti ada 13 stasiun di sepanjang jalur MRT Jakarta.
Armada kereta enam gerbong mengoperasikan layanan yang desainnya mematuhi standar Standard Urban Railways System for Asia (Strasya). Bagian konstruksi bawah tanah sepanjang 9,2 km dibagi menjadi tiga paket: Obayashi. Karya, Shimuzu, Jaya, dan Shimuzu. Perusahaan kontraktor ini mendapatkan dua kontrak, dengan pendaratan ketiga ke Sumitomo Mitsui Construction dan joint venture Hutama Karya.
Fase kedua memiliki dua bagian: fase 2A dan 2B. Fase 2A merupakan jalur sepanjang 6 km dengan tujuh stasiun yang akan selesai pada Desember 2024. Fase 2B, yang oleh proyek disebut sebagai jalur Utara-Selatan, membentang sepanjang 5,8 km dari stasiun Kota hingga Ancol untuk memiliki tiga stasiun.
Pembangunan fase ini diharapkan dimulai pada 2022, dan selesai pada 2027. Rencananya, sistem MRT akan mengintegrasikan moda angkutan umum lainnya. Setelah proyek selesai, akan memiliki kapasitas untuk mengangkut lebih dari 400.000 penumpang per hari, mengurangi waktu tempuh hingga 30 menit.
Jalur Masa Depan
Rencana untuk jalur-jalur ke depan untuk mengurai kemacetan kota Jakarta sedang dilakukan. Ada studi kelayakan yang sedang berlangsung di bawah Perusahaan Egis – memenangkan penghargaan karena melakukan penugasan untuk jalur Timur-Barat di masa depan.
Egis saat ini bekerja sama dengan pemilik dan operator Sistem MRT Indonesia dan tengah mengevaluasi opsi rute terbaik, teknologi yang akan diambil, serta skema pendanaan untuk membiayai jalur masa depan. Wilayah studi megaproyek yang diusulkan akan membentang antara Balaraja di Provinsi Banten dan Cikarang di Provinsi Jawa Barat—sekitar 87,3 km.
Menurut studi pra-kelayakan, jalur Timur-Barat sangat penting dalam mengembangkan Poros Timur-Barat dengan lima jalur alternatif. Selain itu, pemerintah berupaya memasukkan tujuh (7) koridor light rail transit (LRT) untuk menyilang jaringan MRT. Jalur LRT dalam kota yang luar biasa akan memiliki total panjang lintasan sekitar 107,7 km setelah selesai.
Tahap 1 koridor (5,8 km dari Kelapa Gading ke kompleks olahraga Velodrome di Rawamangun) telah dibangun sejak 2016. Oleh karena itu, untuk meminimalisir masuknya kendaraan pribadi dari kota-kota tetangga di Jakarta, pemerintah berencana mengembangkan sistem LRT untuk menghubungkan Bodetabek dan ibukota. LRT akan menempuh jarak 83,6 km setelah selesai, melalui dua fase.
Peta MRT dan LRT
Jam Operasional
Jam operasional MRT dimulai pada pukul 05.00 dan 09.00 pagi di hari kerja dengan jarak tempuh selama 10 menit antar kereta. Selama akhir pekan, kereta akan beroperasi pada pukul 06.00 dan 08.00 pagi, dengan jarak tempuh 20 menit antar kereta.
Tips Perjalanan dengan Menggunakan MRT
Sekarang, proses memperoleh tiket untuk Sistem MRT Indonesia dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan, kita pun tidak perlu merasa stres. Namun, Anda harus terlebih dahulu memahami formulir pembayaran yang dapat diterima untuk tiket sebelum melakukan perjalanan MRT Jakarta. Ini akan menghemat banyak dana dan waktu Anda begitu Anda tiba di stasiun.
Saat ini, MRT Jakarta hanya membuka satu jalur di ibu kota. Komuter yang beroperasi dari Stasiun Lebak Bulus di selatan hingga Stasiun Bundaran HI yang terletak di pusat kota Jakarta Pusat akan mendapatkan layanan MRT jalur ini. Sebelum membeli tiket MRT, ada beberapa hal yang harus Anda pertimbangkan.
Pertama, pertimbangkan frekuensi penggunaan sistem MRT. Misalnya, penumpang yang bepergian setiap hari antara Stasiun Blok M dan Stasiun Senayan untuk urusan pekerjaan tidak boleh antre menunggu untuk mendapatkan tiket. Sebagai gantinya, penumpang harus mendapatkan kartu yang dapat diisi ulang dengan mudah sebelum tiba di stasiun. Mereka akan menerapkan mekanisme tap and go yang berfungsi sempurna untuk kasus tertentu. Kamu bisa tap terus menerus saat masuk dan keluar setiap stasiun MRT selama kamu memiliki kartu cashless.
Kedua, Anda harus mempertimbangkan jarak yang akan Anda tempuh pada setiap kesempatan. Dengan kata lain, berapa banyak stasiun yang ingin Anda lewati sampai ke tujuan Anda. Harga Sistem MRT Indonesia progresif. Artinya semakin jauh Anda bepergian dan semakin banyak stasiun yang Anda lewati, semakin besar kemungkinan Anda membayar. Saat ini, sekali jalan dari Bundaran HI ke Lebak Bulus dikenai biaya Rp 14.000.
Ketiga, Anda perlu mempertimbangkan berapa waktu yang akan Anda habiskan untuk bepergian. Misalnya, jika Anda berencana untuk naik di jam sibuk (08.00 atau 06.00), Anda akan menemukan antrean panjang di mesin tiket. Soal ini,, Anda sebaiknya mengisi ulang kartu Anda sebelum tiba di stasiun.
Anda mungkin bertanya-tanya kartu mana yang bisa digunakan untuk naik MRT di Indonesia. MRT di sini memungkinkan kita untuk menggunakan lima kartu berbeda selain kartu perjalanan tunggal. Ada kartu Flazz, Jakcard, Brizzi BRI Card, Tapcash BNI Card, dan E-money Mandiri Card.