This post is also available in: English 简体中文 (Chinese (Simplified))

Pasar Berkembang – Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek IndonesiaKetahui soal Bursa Efek Indonesia dengan pembacaan cepat 3E Accounting tentang satu-satunya pasar saham di Indonesia.

The Indonesian Stock Exchange (IDX) atau Bursa Efek Indonesia berdiri pada tahun 2007 dan berlokasi di Jakarta. BEI merupakan penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Saham, Exchange Traded Funds (ETFs), obligasi korporasi, instrumen derivatif, Real Estate Investment Trust (REITs), dan ekuitas dapat diperdagangkan melalui BEI.

Ada Tiga Papan di dalam Bursa Efek Indonesia, antara lain:.

  • Papan Utama: digunakan oleh perusahaan dengan daftar regional dengan mengacu pada aset berwujud bersih, ukuran, dll.
  • Papan Pengembangan: perusahaan dengan prospek, namun belum memenuhi syarat untuk masuk ke dalam papan utama.
  • Papan Percepatan: listing oleh UKM (usaha kecil, menengah) yang berpotensi tetapi belum memenuhi syarat untuk masuk ke dalam  Pengembangan.

Semua perusahaan publik memerlukan persetujuan dari BEI untuk melakukan melakukan pencatatan dan perdagangan. Ini juga merupakan persyaratan bahwa semua perusahaan yang terdaftar harus mencatatkan saham yang ditempatkan dan disetor kecuali secara tegas diberikan pengecualian oleh BEI.

Secara umum terlihat sebagai pasar yang sedang berkembang, BEI membutuhkan penguatan lebih lanjut melalui regulasi yang kuat. Sambil mendorong transparansi dan perdagangan yang aman, undang-undang dan kebijakan perlu lebih disesuaikan untuk mencapai tata kelola yang baik.

Berdasarkan kapitalisasi pasar, Indonesia menempati peringkat ke-32 secara global. Kapitalisasi pasarnya pada pertengahan 2020 adalah sekitar USD 380 miliar, dan sedikit lebih dari satu juta orang telah berinvestasi dalam bidang saham.

Untuk membeli saham Indonesia, investor perlu membuka rekening efek. Ini harus dilakukan dengan pialang atau perusahaan sekuritas Indonesia yang disetujui BEI. Prosedurnya mudah untuk warga negara atau penduduk. Namun, investor asing tanpa izin tinggal atau KITAS mungkin mengalami beberapa kesulitan soal  kepatuhan.

 

Dari Kekuatan ke Kekuatan

Pasar saham Indonesia memiliki sejarah perdagangan yang tidak teratur. Awalnya, BEJ didirikan untuk Perusahaan Hindia Timur Belanda pada tahun 1912. BEJ mengalami banyak periode tidak aktif, terutama selama kedua perang dunia. Akhirnya menemukan beberapa kemiripan stabilitas di bawah Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

Dari sana, ia tumbuh perlahan dalam kekuatan dan stabilitas, kemudian undang-undang dan peraturan baru diterapkan. Tahun 1990 terjadi ‘bull-run yang signifikan, hal tersebut menyebabkan privatisasi BEJ pada tahun 1992 di bawah Jakarta Exchange Inc. Aktivitas perdagangan meningkat, terutama dengan pengenalan perdagangan otomatis dan jarak jauh. Ini akhirnya mengarah pada merger dengan BES dan pembuatan pusat data pada tahun 2018.

Hingga akhir tahun 2019, BEI mencatatkan perusahaan terbesar di ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) dengan 668 perusahaan tercatat. Obligasi pemerintah naik 37,8%, sedangkan obligasi korporasi naik 18,6%. Ada peningkatan 53% dalam jumlah investor dan peningkatan yang signifikan dalam likuiditas secara keseluruhan.

Secara keseluruhan, Bursa Efek Indonesia pencatatan Bursa Efek Indonesia yang lebih kuat, jumlah investor yang terus bertambah, dan likuiditas pasar semuanya mengarah pada pertumbuhan yang berkelanjutan.

Bursa Efek Indonesia